Tips Memahami Strategi Pasar Analisis Candlestick Chart

Daftar Isi

Pasar keuangan merupakan sebuah arena pertandingan paling seru dan menantang di seluruh dunia. Pihak-pihak yang di ambil bagian dalam pasar ini melakukan riset dan memanfaatkan dua jenis analisis dasar, yaitu analisis fundamental dan analisis teknis.

Para analisis fundamental mencermati laporan fiksal dan laporan perusahaan, sedangklan para analisis teknis mempelajari diagram untuk menilai pasar, saham, atau instrumen kauangan lainya.

Meskipun anlisis fundamental itu penting, tapi semakin pendek rentang waktunya, maka semakin penting pula komponen pesikologis pasarnya. Selain itu, satu-satunya cara untuk mengukur aspek emosional pasar adalah melalui analisis teknologi.

Memang sering kali kondisi emosional pasar mengalahkan analisis fundamental tersebut. Contohnya, seberapa seringkah kita menemukan analisis fundamental yang positif tapi ternyata kondisi pasar menurun? Bahkan jika kita memiliki saham yang nilainya kuat berdasarkan analisis fundamental sekalipun, apa yang mungkin terjadi terhadap saham tersebut jika kondisi pasar secara keseluruhan menurun drastis? Tentu saja, kondisi psikologis negatif keseluruhan pasar tersebut juga akan mempengaruhi harga saham Anda walaupun kondisi fundamentalnya tidak berubah.


Bernard Baruch secara meyakinkan pernah menjelasakan, "Bagian penting dalam fluktuasi pasar bukanlah pasang surut itu sendiri, tapi reaksi masyarakat terhadap perubahan ini." Karena itulah, cara yang paling tepat untuk menilai kondisi emosional pasar adalah dengan memanfaatkan candlestick chart.


Di beberapa artikel selanjutnya, Anda akan mengetahui bagaimana teknik canlestick ala Jepang ini menghasilkan sebuah metode analisis yang efisien dan efektif. Seiring perkembangan keterampilan Anda dalam menginterprestasikan canlde chart, pengetahuan yang Anda peroleh beserta pengetahuanya juga akan semakin krusial dalam memengaruhi kesuksesan anda di dalam pasar finansial. 

Karena penggunaan istilah candlestick chart dan candle chart bisa saling menggantikan antara satu dengan lainya di kalangan pelaku perdagangan, maka keduanya akan digunakan dalam artikel blog ini dengan cara yang sama.

Tips Memahami Strategi Pasar Analisis Candlestick Chart

Pada bagian ini, anda akan mempelajari:

  1. Latar belakang teknik candlestick charting
  2. Pasar dan jangka waktu yang cocok untuk memanfaatkan candle
  3. Batasan candle chart
  4. Pentingnya risiko/imbalan
  5. pentingnya penggunaan alat bantu teknis lain bersama candle chart

Istilah penting yang harus diperhatikan:

  • Indokasi perubahan (reversal signal)
  • Garis candle
  • Target harga
  • Resiko/imbalan

Penggunaan candlestick chart berasal dari Jepang. Karena pada waktu belum ada standar mata uang yang berlaku, maka beras menjadi alat tukarnya. 

Para penguasa feodal menyimpan beras tersebut di beberapa gudang di Osaka lalu menjual atau memperdagangkan kuponya kapan pun mereka mau. Oleh karena itu, perdagangan beras ini menjadi bentuk pasar kontrak berjangka (future market) pertama.

Pada tahun 1700-an, Munehisa Homma, seorang pedagang beras yang berlatar belakang keluarga kaya raya, mempelajari semua aspek perdagangan beras mulai dari aspek fundamental, seperti cuaca, hingga aspek psikologi pasarnya. Kemudian ia berhasil menguasai pasar beras tersebut dan merai keuntungan yang sangat besar. 

Teknik dan prinsip perdagangan Homma akhirnya berkembang menjadi metodologi candlestick yang digunakan oleh para analisis Jepang ketika pasar saham mulai berdiri di Jepang pada tahun 1870-an.

Keuntungan terbesar jika Anda menggunakan candle chart ketimbang diagram batang adalah satu garis candle dan beberapa pola candle menghasilkan beberapa indikasi perubahan yang lebih dapat diandalkan, lebih awal, dan lebih efektif.

Indikasi perubahan (reversal signal) merupakan alat bantu terpenting bafi para pedagang dan investor. Perubahan tren sekala besar merepresentasikan area ketika keuntungan bertambah (atau berkurang).

Selain itu, kemampuan untuk mengidentifikasi indikasi perubahan yang akan terjadi di pasar merupakan modal yang sangat bernilai untuk menerapkan strategi pengelolaan uang demi meningkatkan dan, yang tak kalah penting, mempertahankan keuntungan.

Walaupun demikian, tak ada satupun indikator teknis yang dapat merepresentasikan kondisi keseluruhanya. Sama seperti indikator lain, candlestick juga memiliki keterbatasan.

Seperti yang akan dijelaskan nanti, garis candle terdiri atas titik harga open, high, low, dan close, sama seperti data yang di gunakan dalam diagram batang. Oleh karena itu, agar garis atau pola candle dapat menghasilkan indikasi yang benar, Anda harus menunggu hingga penutupan sesi perdagangan untuk memastikanya. 

Suingkat kata, daripada harus menunggu hingga penutupan perdagangan di hari itu (untuk diagram harian), Anda dapat menggunakan rentang waktu yang lebih singkat (misalnya diagram setengah harian) dan mendapatkan indikasi yang lebih awal.

Aanggaplah sekarang jam 12 siang dan anda berfokus pada diagram harian. Mungkin saja anda menilai bahwa kondisi pasar akan sedikit meningkat lalu turun lagi. 

Daripada hingga akhir sesi perdagangan hari itu untuk membuktikan bahwa kondisi bullish candle sesuai dengan perkiraan Anda, tidak ada salahnya jika Anda beralih menggunakan diagram per jam dan melihat apakah ada pola bullish candle yang terbentuk dalam diagram tersebut sepanjang perdagangan sejak pagi hari.

Namun anda peru mewaspadai bahwa walaupun dapat memisahkan area support dan rasistance, indikasi candle tidak bisa menunjukan target harga. Inilah sebabnya mengapa Anda sangat di sarankan untuk menggunakan teknik-teknik analisis klasik lain ala Barat, seperti high and low pivot point atau trend line, karena teknik ini dapat digunakan untuk menentukan target harga potensial. 

Sebelum memulai perdagangan menggunakan indikasi candle, pastikan Anda tidak lupa memperhitungkan risiko dan imbalan perdagangan tersebut. saya ulangi: JANGAN MELAKUKAN TRANSAKSI PERDAGANGAN MENGGUNAKAN INDIKASI CANDLE SEBELUM ANDA MEMPERHITUNGKAN RISIKO ATAU IMBALAN PERDAGANGAN POTENSIAL TERSEBUT. 

Contohnya, jika terdapat indikasi bullish candle, misalnya hammer, maka risikonya (tingkat harga stop out) akan berada di bawah bagian terendah hammer tersebut. Setelah mengenali risiko ini, langkah berikutnya adalah menentukan target harga potensial. 

Penentuan target ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, salah satunya dengan memanfaatkan garis high/filling rasistance. Kemudian , dengan prameter risiko/imbalannya ditangan, barulah kita bisa menentukan apakah akan berdagang atau tidak. 

Baik ketika menjadi pola bullish hammer atau tidak, jika risikonya, misal, nilai $2 dan indikasi pembelian hammer menunjukan imbalan $2 (yang muncul saat penutupan sesi perdagangan hari itu), maka Anda jangan melakukan transaksi perdagangan.

Sebuah ungkapan dalam bahasa Jepang berbunyi, "potensi sebuah busur yang direntangkan terletak pada penentuan waktu pelepasan anak panahnya." Penentuan waktu yang tepat untuk menarik pelatuk tergantung pada aspek risiko/imbalan perdaganganya.

Meskipun garis dan pola candle bisa menjadi indikator yang sangat jitu, saya sarankan Anda menggabungkan indikator candle ini dengan indikator teknis lainya. 

Demikian pula dengan gabungan potensi beberapa indikator tersebut yang semuanya memberi sinyal yang kuat untuk menjual atau membeli, sama seperti seikat benang akan lebih kuat daripada benang seutas saja.




Posting Komentar